Sunday, October 7, 2007

Jangan Sediakan Support Gratis

Jangan sampai terpojok untuk membagi keahlian teknis Anda tanpa imbalan apapun. Pada waktu menolak untuk memberikan pertolongan secara cuma-cuma, itu bukannya Anda tidak mau berbaik hati—hanya praktis dan profesional. Sebagai support, orang-orang secara rutin meminta Anda untuk “membantu” dan kemudian memecahkan masalah komputer yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Menyediakan support gratis sering kali tidak sebanding dengan harga yang harus Anda bayar. Anda mungkin suka membantu kapanpun dan di mana pun, tetapi ada konsekuensi yang harus Anda tanggung pada waktu menyediakan support gratis. Berikut adalah alasan mengapa Anda sebaiknya jangan melakukan hal tersebut.


Waktu Berlebih

Panggilan untuk support teknikal sering kali tidak terbatas pada jam kerja; famili, teman dan kenalan membuat Anda merasa bekerja 24 jam. “Teman” hanya menelepon jika mereka membutuhkan bantuan. Jika tidak hati-hati, Anda bisa bekerja 40 jam seminggu untuk perusahaan, sekian jam untuk hal lainnya, sekian jam lagi untuk memberikan support gratis, sehingga hanya tersisa sedikit waktu untuk makan dan tidur.


Disalahkan atas Problem yang akan Terjadi.

Pada waktu memperbaiki suatu sistem, “kustomer” Anda sering kali memberi tanggung jawab kepada Anda atas apa pun yang terjadi mulai dari masalah harddisk sampai hilangnya lagu favorit. Memperbaiki aplikasi yang bermasalah mungkin kelihatannya akhir dari pekerjaan, tetapi kustomer cenderung akan menyalahkan Anda atas masalah yang terjadi setelah perbaikan yang Anda lakukan.


Support Menyeluruh.

Kustomer akan meminta Anda untuk men-support beragam jenis aplikasi—banyak diantaranya mungkin belum pernah Anda dengar atau gunakan. Meskipun Anda tidak mempersoalkannya dan tetap memberi saran, kustomer cenderung akan menganggap Anda bertanggung jawab atas panduan yang salah. Pembelaan terbaik terhadap hal ini adalah dengan menyarankan orang tersebut untuk mengunjungi situs web vendor software. Di tempat kerja kita tahu aplikasi yang kita support dan mempunyai resource yang cukup. Banyak user rumahan tidak menyadari bahwa jumlah aplikasi yang eksis lebih banyak dibanding waktu yang kita punya untuk belajar—meskipun kita dibayar.


Tidak Ada Batasan Ruang Lingkup

Penulis pernah bekerja di perusahaan yang menawarkan support gratis melalui telepon untuk produk yang digunakan. Ini merupakan hal yang baik. Sebagian besar customer baik-baik saja dan hanya menghubungi jika terjadi masalah dengan perangkat yang kami sediakan. Masalah datang pada waktu kustomer membawa kami lebih jauh, dan menelepon atas semua masalah teknis yang terjadi, mulai dari bola mouse yang kotor sampai printer jaringan yang tidak bias mencetak.


Jasa Anda Dijual ke Orang Lain

Anda mungkin pernah menawarkan untuk “melihat apa yang bisa saya lakukan”. Anda merasa simpati, dan berjanji untuk berusaha semaksimal mungkin. Anda perbaiki komputer tersebut selama berjam-jam dan menggunakan onderdil pribadi dalam proses tersebut. Akhirnya, komputer bisa berjalan dengan baik. Anda tidak menerima apa-apa atas usaha yang Anda lakukan dan tidak bertemu dengan orang tersebut selama beberapa minggu. Waktu Anda bertemu dengannya dan menanyakan bagaimana kerja computer tersebut, ternyata sudah dijual dan ia membeli komputer baru. Bersamaan dengan dijualnya komputer tersebut, ia menjual jasa support yang Anda berikan.


Mengurangi Nilai Jasa Anda

Nilai yang diberikan seseorang terhadap barang dan jasa sering kali merupakan refl eksi dari harga yang mereka bayar. Banyak orang akan memperlakukan support gratis Anda sebagai sesuatu yang tidak bernilai. Jangan salah sangka dulu di sini Memang menyenangkan untuk memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan, tetapi sebagai balasannya kita bias meminta mereka supaya tidak memanfaatkan niat baik kita. Anda harus memberi nilai atas jasa yang diberikan dengan selalu mengirim tagihan kepada kustomer. Tagihan harus berisi nilai sebenarnya dari jasa Anda, tetapi harus ditandai “Lunas”.


Mengurangi Nilai Keahlian Anda

Ini merupakan lanjutan dari poin sebelumnya. Anda mencari nafkah dengan menyediakan jasa TI, yang membuat jasa Anda menjadi bernilai. Jika Anda tidak menghargai nilai tersebut, tidak ada orang yang akan. Kesombongan kita sebagai orang teknis sering kali meyakinkan kita bahwa kita bisa memperbaiki semuanya. Kesombongan tersebut merupakan hal yang bodoh. Ya, kita memang harus bangga terhadap pekerjaan yang kita lakukan, tapi kita juga harus ingat bahwa kerja TI merupakan suatu profesi, bukan amal. Jika makanan bisa didapat secara gratis maka kita bisa saja memelihara komputer mereka secara cuma-cuma.


Eksploitasi

Seseorang secara rutin bertanya tentang berbagai macam hal yang berhubungan dengan TI. Anda jawab semua pertanyaan, menghabiskan banyak waktu untuk mencari jawaban. Namun, tanpa sepengetahuan Anda ternyata orang tersebut menyediakan jasa perbaikan dan penjualan komputer. Daripada menghadapi orang semacam ini, Anda bisa pura-pura tidak tahu atau memberikan jawaban yang salah. Jahat memang, tapi Anda tentu mau dieksploitasi, bukan?



Biaya Tersembunyi dan Pertanggungjawaban

Support TI penuh dengan biaya tersembunyi dan Anda harus mengingat itu pada waktu hendak memberi jasa dan barang. Anda mungkin senang memberi onderdil yang Anda di dalam kotak peralatan, dan Anda juga mungkin menerima bayaran dari kustomer yang menggunakan onderdil Anda. Namun, berbagai hal bisa terjadi. Misalkan Anda bawa pulang printer yang bermasalah milik orang lain. Anda letakkan di atas meja dan hubungkan ke stop kontak. Tiba-tiba terjadi arus pendek yang memutuskan sikring dan meninggalkan tanda hangus di meja. Rupanya ada tumpahan minuman di bagian bawah printer dan pada waktu printer tersebut dibawa ke rumah, tumpahan tersebut mengenai power supply printer. Bukannya meminta maap karena telah merepotkan, si pemilik printer akan meminta ganti rugi karena printernya telah rusak.


sumber:

www.pcmedia.co.id

0 komentar: